LAPORAN
PRAKTIKUM I
BAGIAN
– BAGIAN DAUN (FOLIUM)
Nama : Nurul
Mursidah
NIM : 14222125
Dosen
Pengampu:
Ike
Apriani, M.Si
Asisten:
Abdul
Roni
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Daun merupakan salah
satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi
sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan
dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok
kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia (Sutarmi, 1983).
Tumbuhan agar dapat
mempertahankan kehidupannya harus mepunyai organ-organ atau bagian-bagian
tubuhnya, yang satu sama lain merupakan suatu kelengkapan atau suatu keutuhan
yang menjadikannya dapat tumbuh serta berkembang dan menghasilkan manfaat bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya (Sutarmi, 1983).
Bentuk daun sangat
beragam, namun biasanya berupa helaian, bias tipis atau tebal. Gambaran dua
dimensi daun digunakan sebagai pebeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar
daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang.
Pada bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang (Fhan, 1991).
Pada umunya berbentuk
tipis dan berwarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan warna klorofil yang
ada pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi
panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Namun, daun
juga ada yang berwarna kuning, merah, dan ungu karena daun juga meiliki pigmen
lain, misalnya pada karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan
antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun
tua kehilangan klorofil sehingga pada warnanya berubah menjadi kuning atau
merah dan dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur (Sutarmi, 1983).
Berdasarkan pada
susunan tulang daunnya, bentuk tulang daun juga bermacam-macam ada yang
menyirip, melengkung, menjari dan sejajar. Daun juga mempunyai bentuk yang
bermacam-macam. Jika
diperhatikan secara seksama, daun (folium)
dari berbagai jenis tumbuhan akan memperlihatkan jumlah daun yang berbeda-beda.
Karena itulah daun-daun tersebut dapat diidentifikasi kedalam dua golongan
berdasarkan jumlah daunnya. Yang pertama adalah daun tunggal (folium simplex) yaitu dimana pada
tangkai daun (petiolus) hanya
terdapat satu helaian daun (lamina)
saja. Kemudian yang kedua adalah daun majemuk (folium kompositum) dimana pada tangkai daun (Petiolus) terdapat cabang-cabang yang memiliki helaian daun (lamina), sehingga dalam satu batang
terdapat lebih dari satu helaian daun. Daun majemuk memiliki bagian-bagian yang
terdiri atas ibu tangkai daun (petiolus
communis), pada tangkai anak daun (petiololus),
dan anak daun (foliolium) dan
sebagainya (Sutarmi, 1983)
Bagian-bagian
daun lengkap terdiri atas tulang daun, helaian daun, tangkai daun, dan pelepah
daun. Daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut
pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke
ujung daun yang secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk
jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil
dan membentuk susunan seperti jaring dan jala (Sutarmi, 1983).
Yang melatarbelakangi pada praktikum
ini adalah agar praktikan dapat mengenal dan membedakan bagian-bagian daun
dengan bagian-bagian pada tumbuhnya, setelah praktikan dapat mengenal pada
bagian-bagian daun maka praktikan dapat mengetahui dan membedakan antara daun
sempurna dan daun tidak sempurna.
B.
Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan pada praktikum ini adalah mengenal bagian-bagian daun dan membedakan
bagian-bagian dengan bagian-bagian tumbuhnya.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Daun (Folium)
Daun merupakan suatu bagian pada tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah
besar daun. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya pada daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan
ketiak daun (axila). Daun biasanya
tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau dan juga menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan
nampak hijau pula (Fhan, 1991).
Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk.
Pada daun majemuk terdapat sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai daun
atau panjangannya. Sumbu bersama seperti itu disebut rakis. Jika anak daun
muncul di sisi lateral dari rakis, daun disebut daun majemuk bersirip, dan jika
semua anak daun muncul di ujung rakis yang amat pendek sehingga dapat dikatakan
melekat di ujung tangkai daun bersama, maka daun seperti itu disebut daun
majemuk menjari (Hidayat, 1995)
Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang
terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu
akan runtuh warna daun akan berubah menjadi kekuning-kuningan dan pada akhirnya menjadi perang. Daun yang telah tua, kemudian mati
dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih
segar. Daun yang muda berwarna hijau muda keputih-putihan, dan kadang-kadang juga ungu atau kemerah-merahan. Sedangkan yang sudah dewasa
biasanya berwarna hijau
(Fhan, 1991).
B.
Fungsi Daun
Warna hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke
atas itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan. Menurut Sutarmi (1983), fungsi pada daun adalah sebagai alat untuk:
a.
Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas (Co2)
b.
Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
c.
Penguapan air (transpirasi)
d.
Pernapasan (respirasi)
Fungsi utama pada daun adalah menyintesis bahan
organik dengan menggunakan sinar sebagai sumber energi dengan melalui proses
fotosintesis. Pengubahan energi ini terjadi di dalam organel khususyang disebut
kloroplas, yang di dalamnya terdapat pigmen klorofil (Mulyani, 2006).
C. Bagian-Bagian
Daun
Menurut Tjitrosoepomo (2005), pada daun terdapat
bagian-bagian daun yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Upih
Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada
tumbuhan yang tergolong dalam tumbuh yang berbiji tunggal (Monocotyledonae) saja, semua (Gramineae),
suku empon-empon (Zingiberaceae),
pisang (Musa sapientium L.) golongan
palma (Palmae), dan sebagainya. Pada
upih daun juga merupakan bagian daun
yang melakatnya atau memeluk batang.
2.
Tangkai
Daun (Petiolus)
Tangai daun merupakan bagian daun yang mendukung
helainnya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh suatu cahaya metahari yang
sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut
jenisnya tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat
berbeda. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih
dan menebal pada pangkalnya.
3. Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan yang demikian banyak terdapat macam dan
ragamnya itu mempunyai daun yang berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk,
ukuran, maupun warnanya adalah tidak mudah untuk menemukan dua jenis
tumbuh-tumbuhan yang pada helaian daunnya persis sama bentuk dan warnanya. Oleh
sebab itu, walaupun tidak besar nilainya, terutama dalam hal yang meragukan,
sering orang membandingkan pada bentuk helaian daun untuk memperoleh kepastian
mengenai jenis tumbuhan yang dihadapi untuk dikenal. Karena helaian daun
merupakan bagian daun yang terpenting dan menarik perhatian, maka suatu sifat
yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helainnya, yang disebut pula sebagai
sifat daunnya.
4. Ujung Daun (Apex
Folii)
Ujung daun dapat pula memperlihatkan bentuk yang
beraneka rupa. Menurut Tjitrosoepomo (2005), bentuk-bentuk ujung daun yang
sering dijumpai adalah sebagai berikut:
a. Runcing (Acutus),
jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke
atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih
kecil dari 900).
b. Meruncing (Acuminatus),
seperti pada ujung yang meruncing, tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya
jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan
runcing.
c. Tumpul (Obtusus),
tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu
titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 900),
sering kita jumpai pada daun bangun daun bulat telur terbalik atau bangun sudip.
d. Membulat (Rotundatus),
seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali,
hingga ujung daun erupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang bulat
atau jorong, atau pada daun bangun ginjal.
e. Rompang (Truncatus),
ujung daun tampak sebagai garis yang rata.
f. Terbelah (Retusus),
ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukkan, kadang-kadang amat jelas.
g. Berduri (Mucronatus),
yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang eruncing keras,
merupakan suatu duri.
5.
Pangkal Daun (Basis Folii)
Apa
yang telah diuraikan mengenai ujung daun pada umunya dapat pula diberlakukan
untuk pangkal daun. Selain dari itu ada pula kalanya, bahwa kedua tepi daun di
kanan kiri pangkal dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain. Menurut
Tjitrosoepomo (2005), pangkal daun dibedakan dalam:
1.
Yang tepi daunnya di bagian
itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu tulang atau ujung
tangkai daun. Dalam keadaan demikian pangkal daun dapat:
a.
Runcing (Acutus), biasanya terdapat pada daun
bangun memanjang, lanset, belah ketupat, dan lain-lainnya.
b.
Meruncing (Acuminatus), biasanya pada daun bangun
bulattelur sungsang atau daun bangun sudip
c.
Tumpul (Obtusus), pada daun-daun bangun daun
bulat telur, jorong
d.
Membulat (Rotundatus) pada daun-daun bangun bulat,
jorong, dan bulat telur.
e.
Rompang atau rata (Truncatus), pada daun-daun bangun
segitiga, delta, dan tombak
f.
Berlekuk (Emarginatus), pada daun-daun bangun
jantung, ginjal, dan anak panah.
2.
Yang tepi daunnya dapat
bertemu dan berlekatan satu sama lain, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Perteuan tepi daun pada
dangkal terjadi pada suatu sisi yang sama terhadap batang sesuai dengan letak
daun pada batang tadi, seperti yang dapat kita lihat pada daun-daun bangun
perisai.
b.
Pertemuan tepi daun terjadi
pada sisi seberang batang yang berlawanan atau berhadapan dengan letak daunya.
Dala hal ini tampaknya seperti pangkal daun tertembus oleh batangnya (perfoliatus).
6.
Daging daun (Intervenium)
Yang
digunakan daging daun (Intervenium)
ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang daun dan urat-urat
daun. Bagian inilah yang merupakan dapur tumbuhan yang sesungguhnya. Di bagian
ini zat-zat yang diambil dari luar diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan
keperluan kehidupan tumbuh-tumbuhan tadi. Warna hijau pada daun sebenarnya
adalah warna yang terkandung dalam bagian ini, juga kalau daun mempunyai warna
lian, misalnya merah, berbintik-bintik kuning, dan lain-lain.
D.
Contoh-Contoh
Daun
Beberapa
ahli berpendapat bahwa terdapat contoh-contoh pada daun yang dapat digunakan
pada praktikum ini untuk mengetahui morfolagi dan bagian-bagian daun, yang
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Jagung
(Zea mays L.)
Jagung
termasuk tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam
penanamannya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering,
sawah, dan pasang surut. Produktivitas jagung dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya tempat tumbuh atau tanah, air, dan iklim. Agar tanaman
jagung dapat tumbuh dengan baik dalam menghasilkan tongkol dan biji yang
banyak, diperlukan tempat penanaman dan iklim sesuai syarat tumbuh tanaman
jagung. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea
mays L. Jagung termasuk tanaman berakar serabut, batang yang tidak
bercabang berbentuk bulat yang mempunyai ruas-ruas dan buku ruas. Daun jagung
memanjang dan keluar dari buku-buku batang.Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu
kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Bunga pada jagung termasuk bunga
tidak lengkap karena tidak memiliki petal dan sepal. Bunga jagung juga termasuk
bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang
berbeda (Suryaningsih dkk, 2012).
2. Bambu
(Bambusa sp).
Bambu
termasuk dalam anak suku Bambusoideae dan
suku Poaceae. Suku Poaceae dikenal juga dengan nama Graminae atau suku rumput-rumputan.
Bambu mudah sekali untuk dibedakan dengan tumbuhan lainnya, karena tumbuhnya
merumpun. Ciri lainnya adalah batang bulat, berlubang di tengah dan
beruas-ruas, percabangan kompleks, setiap daun bertangkai, dan bunganya terdiri
atas sekam, sekam kelopak dan sekam mahkota serta 3-6 buah benang sari.
Morfologi bambu dapat dilihat pada karakteristik pada adalah akar rimpang yang
terdapat dibawah tanah dan membentuk sistem percabangan. Batang berupa buluh yang
terdiri atas ruas dan buku-buku. Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun
yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri dari daun pelepah buluh, kuping
pelepah buluh, dan ligula. Percabangan umumnya terdapat pada nodus. Helaian
daun bambu merupakan daun yang mempunyai urat daun yang sejajar. Helaian daun yang
dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun. Pelepah daun dilengkapi oleh
kuping pelepah dan ligula (Yani, 2012)
3. Daun
Bawang (Allium fistulosum L.).
Tanaman bawang daun (Allium
fistulosum L.) yang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
berasal dari kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia, pada tanaman yang dikenal
dengan nama ‘loncang’ ataupun ‘muncang’ ini biasa digunakan masyarakat sebagai
bahan untuk memasak karena memberikan aroma yang harum dan rasa yang enak.
Bawang daun potensial dan layak dikembangkan secara intensif dalam skala
agribisnis. Selain teknik budidaya yang optimal, cara meningkatkan
produktivitas tanaman ini adalah melalui program pemuliaan tanaman. Pada daun
memiliki warna daun hijaun keputihan. Daun yang lebih hijau diduga dapat memiliki
kandungan klorofil yang lebih tinggi. Pada daun yang memiliki klorofil yang
lebih tinggi diharapkan lebih efisien dalam melakukan proses fotosintesis (Asri
dkk, 2015).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
Morfologi Tumbuhan tentang Daun (Folium)
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 November 2015, pukul 10.30 – 12.10 WIB
di Laboratorium Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam (UIN)
Raden Fatah Palembang
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
Praktikum
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pensil warna, mistar, buku gambar
dan sebagainya.
2. Bahan
Praktikum
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daun
bambu (Bambusa
sp), daun jagung (Zea mays L.),
dan daun kelapa (Cocos nucifera L.), cemara kipas (Cosuarina equisatifolia),
daun talas pelangi (Colocasia esculenta),
daun bawang (Allium
fistulosum L.), daun tomat (Solanum
lycopersicum),
daun mawar (Rosa
sp.), dan daun eforbia (Euphorbia milli).
C.
Cara
Kerja
Adapun
cara kerja pada praktikum ini adalah diamati daun bambu (Bambusa sp), jagung (Zea mays L.), cemara kipas (Cosuarina equisatifolia), daun bawang (Allium fistulosum L.), daun kelapa (Cocos nucifera L.), talas pelangi (Colocasia esculenta), daun tomat (Solanum
lycopersicum), daun mawar (Rosa sp), dan eforbia (Euphorbia milli). Dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis pada daun
tersebut. Digambar daun tersebut dan ditunjukkan bagian vagina, petiolus, dan lamina.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 1. Pengamatan Daun
No.
|
Nama Daun dan Gambar
|
Keterangan
|
Deskripsi
|
1.
|
Tomat
(Solanum
lycopersicum)
|
1.
Lamina
2.
Costa
3.
Nervus
Lateralis
4.
Petiolus
|
1. Jenis
Daun: Tidak sempurna atau (daun bertangkai dan daun mepunyai halaian).
2. Bangun
Daun: Jorong
3. Pangkal
Daun: Membulat
4. Ujung
Daun: Meruncing
5. Daging
Daun: Tipis seperti kertas
6. Pertulangan
Daun: Menyirip
7. Warna
Daun: Hijau
8. Permukaan
Daun: Berbulu
9. Tepi
Daun: Bertoreh
|
2.
|
Mawar
(Rosa sp.)
|
1.
Lamina
2.
Costa
3.
Nervus
Lateralis
4.
Petiolus
|
1. Jenis
Daun: Tidak sempurna (daun Bertangkai)
2. Bangun
Daun: Jorong
3. Pangkal
Daun: Mambulat
4. Ujung
Daun: Meruncing
5. Daging
Daun: Tipis seperti kertas
6. Pertulangan
Daun: Menyirip
7. Warna
Daun: Hijau
8. Permukaan
Daun: Licin
9. Tepi
Daun: Bertoreh
|
3.
|
Eforbia
(Euphorbia milli)
|
1.
Lamina
2.
Costa
3.
Nervus
Lateralis
4. Petiolus
|
1. Jenis
Daun: tidak sempurna (Daun bertangkai)
2. Bangun
Daun: Memanjang
3. Pangkal
Daun: Runcing
4. Ujung
Daun: Tumpul
5. Daging
Daun: Berdaging
6. Pertulangan
Daun: Menyirip
7. Warna
Daun: Hijau
8. Permukaan
Daun: Berkerut
9. Tepi
Daun: Rata
|
4.
|
Bawang
(Allium fistulosum L)
|
1.
Lamina
2.
Costa
3.
Vagina
|
1. Jenis
Daun: Tidak sempurna (Daun berupih)
2. Bangun
Daun: Bangun pita
3. Pangkal
Daun: Rata
4. Ujung
Daun: Runcing
5. Daging
Daun: Tipis seperti lunak
6. Pertulangan
Daun: Sejajar atau lurus
7. Warna
Daun: Putih kehijauan
8. Permukaan
Daun: Licin
9. Tepi
Daun: Rata
|
5.
|
Talas
Pelangi
(Colocasia esculenta)
|
1.
Lamina
2.
Costa
3.
Nervus
Lateralis
4.
Petiolus
5.
Vagina
|
1. Jenis
Daun: Sempurna (Helai, Tangkai, Upih)
2. Bangun
Daun: Perisai
3. Pangkal
Daun: Terbelah
4. Ujung
Daun: Meruncing
5. Daging
Daun: Tipis seperti kertas
6. Pertulangan
Daun: Melengkung
7. Warna
Daun: Hijau, Merah muda
8. Permukaan
Daun: Licin
9. Tepi
Daun: Rata
|
6.
|
Cemara
Kipas
(Cosuarina equisatifolia)
|
|
1. Jenis
Daun:Tidak Sempurna (Daun bertangkai)
2. Bangun
Daun: Bangun jarum
3. Pangkal
Daun: Tidak diketahui
4. Ujung
Daun: Tidak diketahui
5. Daging
Daun: Berdaging
6. Pertulangan
Daun: Menjari
7. Warna
Daun: Hijau
8. Permukaan
Daun: Bersisik
9. Tepi
Daun: Bertoreh
|
7.
|
Kelapa
(Cocos nucifera L)
|
1.
Lamina
2.
Costa
3.
Petiolus
4.
Vagina
|
1. Jenis
Daun: Daun Sempurna (Helai, Tangkai, Upih.
2. Bangun
Daun: Bangun pita
3. Pangkal
Daun: Rata
4. Ujung
Daun: Runcing
5. Daging
Daun: Kaku
6. Pertulangan
Daun: Sejajar
7. Warna
Daun: Hijau
8. Permukaan
Daun: Licin
9. Tepi
Daun: Rata
|
8.
|
Bambu
(Bambusa sp)
|
1.
Lamina
2.
Costa
3.
Petiolus
4.
Vagina
|
1. Jenis
Daun: Sempurna (Helai, Tangkai, Upih)
2. Bangun
Daun: Memanjang
3. Pangkal
Daun: Meruncing
4. Ujung
Daun: Meruncing
5. Daging
Daun: Tipis seperti kertas
6. Pertulangan
Daun: Sejajar
7. Warna
Daun: Hijau
8. Permukaan
Daun: Berbulu
9. Tepi
Daun: Rata
|
9.
|
Jagung
(Zea mays L.)
|
1.
Lamina
2.
Costa
3.
Petiolus
4.
Vagina
|
1. Jenis
Daun: Sempurna (Helai, Tangkai, Upih)
2. Bangun
Daun: Memanjang
3. Pangkal
Daun: Runcing
4. Ujung
Daun: Runcing
5. Daging
Daun: Tipis seperti kertas
6. Pertulangan
Daun: Sejajar
7. Warna
Daun: Hijau
8. Permukaan
Daun: Berbulu
9. Tepi
Daun: Rata
|
B.
Pembahasan
Pada praktikum ini dapat mengamati morfologi pada daun
dengan berbagai macam contoh diantaranya adalah daun
bambu (Bambusa sp), jagung (Zea mays L.), cemara kipas (Cosuarina equisatifolia), daun bawang (Allium fistulosum L), daun kelapa (Cocos nucifera L), talas pelangi (Colocasia esculenta),
daun tomat (Solanum lycopersicum),
daun mawar (Rosa sp.), dan eforbia (Euphorbia milli).
Daun tomat (Solanum
lycopersicum) merupakan jenis daun tidak sempuran atau disebut juga
dengan daun bertangkai atau helai, bangun daun pada daun tomat adalah jorong (Ovalus), pangkalnya membulat (Rotundatus), pada ujung daunnya
meruncing, yang mempunyai daging daunnya yang tipis
seperti kertas, pertulangan daunnya menyirip, warna daunnya adalah hijau, pada
permukaan daunnya berbulu dan pada tepi daunnya adalah bertoreh.
Daun mawar (Rosa sp.) merupakan jenis daun tidak
sempurna atau disebut juga dengan daun bertangkai, yang mempunyai bangun daun
jorong (Ovalus), pada pangkal daunnya
membulat (Rotundatus), ujung daunnya
meruncing, yang mempunyai daging daun tipis seperti kertas, pertulangan daunnya
menyirip, warna daunnya adalah hijau, pada permukaan daunnya licin, dan tepi
daunnya bertoreh.
Daun
eforbia (Euphorbia milli) merupakan
dalam jenis daun yang tidak sempurna atau disebut juga dengan daun bertangkai,
yang mempunyai bangun daun memenjang (Oblongus),
pada pangkal daunnya runcing, ujung daunnya tumpul, pada daging daunnya
berdaging, pada pertulangan
daunnya menyirip, warna daunnya adalah hijau, pada permukaan daunnya berkerut,
dan tepi daunnya rata.
Daun
bawang (Allium fistulosum L)
merupakan suatu
jenis daun tidak sempurna atau disebut dengan daun berupih, pada bangun daunnya
disebut dengan bangun pita, pangkal daunnya rata (Truncatus), ujung daunnya runcing, paga daging daunnya tipis
seperti lunak, pertulangan daunnya sejajar atau lurus, warna pada daunnya
adalah putih kehijaun, permukaan daunnya licin, dan tepi pada daunnya adalah
rata. Menurut Tjitrosoepomo (2005),
daun yang hanya memiliki helaian (Lamina),
tergolong dalam daun yang tidak lengkap, kerena pada daun tersebut tidak
memiliki pelepah (Vagina) dan tangkai (Petiolus).
Daun
talas pelangi (Colocasia
esculenta) merupakkan suatu jenis daun sempurna
atau disebut dengan daun yang meiliki helai, tangkai, dan upih. Bangun daunnya
seperti perisai, pada pangkal daunnya terbelah, ujung daunnya meruncing, pada
daging daunnya tipis seperti kertas, pertulangan daunnya melengkung, warna pada
daunnya adalah hijau dan merah muda, permukaan daunnya licin, dan tepi daunnya
rata.
Cemara
kipas (Cosuarina equisatifolia)
merupakan jenis daun tidak sempurna atau disebut dengan daun bertangkai, pada
bangun daunnya seperti bangun jarum, pada pangkal daun dan ujung daunnya tidak
diketahui, daging daunnya berdaging, pertulangan daunnya menjari, warna pada
daunnya adalah hijau, permukaan daunnya bersisisk, dan tepi daunnya bertoreh.
Daun
kelapa (Cocos nucifera L) merupakan
jenis daun sempurna atau disebut juga dengan daun yang memiliki helaian,
tangkai, dan upih. Pada bangun daunnya seperti bangun pita, pangkal daunnya
rata, ujung daunnya runcing, pada daging daunnya kaku, pertulangan daunnya
sejajar, warna pada daunnya adalah hijau, permukaan daunnya licin, dan tepi
pada daunnya rata.
Daun
bambu (Bambusa sp) merupakan jenis
daun sempurna atau disebut juga daun yang meiliki helaian, tangkai, dan upih.
Pada bengun daunnya adalah memanjang, pangkal daunnya meruncing, ujung daunnya
meruncing, pertulangan daunnya sejajar,
pada daging daunnya tipis seperti kertas, warna pada daunnya adalah hijau,
permukaan daunnya berbulu, dan tepi daunnya rata.
Daun
jagung (Zea mays L.) merupakan jenis
daun sempurna atau disebut juga dengan daun yang mempunyai helaian, tangkai,
dan upih. Pada bangun daunnya adalah memanjang, pangkal daunnya runcing,
pertulangan daunnya sejajar atau lurus, pada daging daunnya tipis seperti
kertas, warna pada daunnya adalah hijau, permukaan daunnya berbulu dan tepi
daunnya rata.
Menurut
Tjitrosoepomo (2005), pada daun
yang lengkap atau sempurna memiliki tiga bagian diantaranya adalah memiliki
helaian (Lamina), pelepah (Vagina), dan tangkai (Petiolus). Pada praktikum ini daun yang
tergolong dalam daun lengkap atau sempurna adalah daun bambu (Bambusa sp), daun jagung (Zea mays L.), dan daun kelapa (Cocos nucifera L.).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), pada daun yang tidak
lengkap memiliki dua bagian diantaranya adalah hanya memiliki tangkai
(Petiolus) dan helaian (Lamina), tergolong dalam daun tidak lengkap dikarenakan
tidak memiliki pelepah (Vagina). Pada praktikum ini daun yang tergolong dalam
daun tidak lengkap atau tidak sempurna adalah cemara
kipas (Cosuarina
equisatifolia), daun talas pelangi (Colacausla esoulanta),
daun bawang (Allium
fistulosum L), daun tomat (Salanum lycopersicum),
daun mawar (Rosa
sp.), dan daun eforbia (Euphorbia milli).
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum kita dapat menyimpulkan bahwa kita dapat mengetahui
bagian-bagian daun. Setiap daun dari semua macam tanaman memilki karakteristik
atau morfologi masing-masing. Karakteristik itu meliputi bentuk daun, tepi
daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, bentuk pertulangan daun, dan lain
sebagainya. Daun terbagi menjadi dua, yaitu daun sempurna dan daun tidak
sempurna. Pada praktikum ini yang termasuk daun sempurna adalah daun bambu (Bambusa sp),
daun jagung (Zea
mays L.), dan daun kelapa (Cocos nucifera L).
Sedangkan daun tidak lengkap pada praktikum ini adalah cemara kipas (Cosuarina equisatifolia),
daun talas pelangi (Colacausla esoulanta), daun bawang (Allium fistulosum L), daun
tomat (Salanum
lycopersicum), daun mawar (Rosa sp.),
dan daun eforbia (Euphorbia milli).
DAFTAR PUSTAKA
Asri, Anisa Wulan, Endang Sulistyaningsih2, dan
Rudi Hari Murti. 2015. Karakter Morfologi dan Sitologi Tanaman Bawang Daun (Allium
fistulosum L.) Hasil Induksi Kolkisina pada Generasi Vegetatif Kedua. Vegetalika Vol.4 No.1 : 37 – 45. Diakses
pada tanggal 20 November 2015 pukul 19.35 WIB
Fhan, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Hidayat, Estiti
B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung: ITB
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi
Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius
Suryaningsih,
Martin Joni, A.A Ketut Darmadi. 2012. Inventarisasi Gulma Pada Tanaman jagung (Zea
mays L.) Di Lahan Sawah
Kelurahan Padang Galak. Denpasar Timur, Kodya Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal
Simbiosis I (1) : 1-8 ISSN : 2337-7224. Diakses pada tanggal 20 November 2015 pukul 20.31 WIB
Sutarmi. 1983. Botani Umum 1. Jakarta: Gramedia
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Yani, Ariefa Primair. 2012. Keanekaragaman dan
Populasi Bambu Di Desa Talang Pauh Bengkulu Tengah. Jurnal
Exacta, Vol. X No. 1ISSN 1412-3617. Diakses pada tanggak 20
November 2015 pukul 20.45 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar