Jumat, 07 Juli 2017

Laporan Praktikum Bagian-Bagian Daun (Folium)

LAPORAN PRAKTIKUM I 
BAGIAN – BAGIAN DAUN (FOLIUM)




        Nama : Nurul Mursidah
        NIM   : 14222125



Dosen Pengampu:
Ike Apriani, M.Si



Asisten:
Abdul Roni






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2015




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia (Sutarmi, 1983).
Tumbuhan agar dapat mempertahankan kehidupannya harus mepunyai organ-organ atau bagian-bagian tubuhnya, yang satu sama lain merupakan suatu kelengkapan atau suatu keutuhan yang menjadikannya dapat tumbuh serta berkembang dan menghasilkan manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya (Sutarmi, 1983).
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bias tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pebeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Pada bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang (Fhan, 1991).
Pada umunya berbentuk tipis dan berwarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan warna klorofil yang ada pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Namun, daun juga ada yang berwarna kuning, merah, dan ungu karena daun juga meiliki pigmen lain, misalnya pada karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga pada warnanya berubah menjadi kuning atau merah dan dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur (Sutarmi, 1983).
Berdasarkan pada susunan tulang daunnya, bentuk tulang daun juga bermacam-macam ada yang menyirip, melengkung, menjari dan sejajar. Daun juga mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Jika diperhatikan secara seksama, daun (folium) dari berbagai jenis tumbuhan akan memperlihatkan jumlah daun yang berbeda-beda. Karena itulah daun-daun tersebut dapat diidentifikasi kedalam dua golongan berdasarkan jumlah daunnya. Yang pertama adalah daun tunggal (folium simplex) yaitu dimana pada tangkai daun (petiolus) hanya terdapat satu helaian daun (lamina) saja. Kemudian yang kedua adalah daun majemuk (folium kompositum) dimana pada tangkai daun (Petiolus) terdapat cabang-cabang yang memiliki helaian daun (lamina), sehingga dalam satu batang terdapat lebih dari satu helaian daun. Daun majemuk memiliki bagian-bagian yang terdiri atas ibu tangkai daun (petiolus communis), pada tangkai anak daun (petiololus), dan anak daun (foliolium) dan sebagainya (Sutarmi, 1983)
Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas tulang daun, helaian daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke ujung daun yang secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring dan jala (Sutarmi, 1983).
Yang melatarbelakangi pada praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengenal dan membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian pada tumbuhnya, setelah praktikan dapat mengenal pada bagian-bagian daun maka praktikan dapat mengetahui dan membedakan antara daun sempurna dan daun tidak sempurna.

B.       Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah mengenal bagian-bagian daun dan membedakan bagian-bagian dengan bagian-bagian tumbuhnya.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Daun (Folium)
Daun merupakan suatu bagian pada tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya pada daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axila). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau dan juga menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula (Fhan, 1991).
Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Pada daun majemuk terdapat sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai daun atau panjangannya. Sumbu bersama seperti itu disebut rakis. Jika anak daun muncul di sisi lateral dari rakis, daun disebut daun majemuk bersirip, dan jika semua anak daun muncul di ujung rakis yang amat pendek sehingga dapat dikatakan melekat di ujung tangkai daun bersama, maka daun seperti itu disebut daun majemuk menjari (Hidayat, 1995)
Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun akan berubah menjadi kekuning-kuningan dan pada akhirnya menjadi perang. Daun yang telah tua, kemudian mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih segar. Daun yang muda berwarna hijau muda keputih-putihan, dan kadang-kadang juga ungu atau kemerah-merahan. Sedangkan yang sudah dewasa biasanya berwarna hijau (Fhan, 1991).

B.       Fungsi Daun
Warna hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan. Menurut Sutarmi (1983), fungsi pada daun adalah sebagai alat untuk:
a.    Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas (Co2)
b.    Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
c.    Penguapan air (transpirasi)
d.   Pernapasan (respirasi)
Fungsi utama pada daun adalah menyintesis bahan organik dengan menggunakan sinar sebagai sumber energi dengan melalui proses fotosintesis. Pengubahan energi ini terjadi di dalam organel khususyang disebut kloroplas, yang di dalamnya terdapat pigmen klorofil (Mulyani, 2006).

C.      Bagian-Bagian Daun
Menurut Tjitrosoepomo (2005), pada daun terdapat bagian-bagian daun yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuh yang berbiji tunggal (Monocotyledonae) saja, semua (Gramineae), suku empon-empon (Zingiberaceae), pisang (Musa sapientium L.) golongan palma (Palmae), dan sebagainya. Pada upih daun juga  merupakan bagian daun yang melakatnya atau memeluk batang.
2.    Tangkai Daun (Petiolus)
Tangai daun merupakan bagian daun yang mendukung helainnya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh suatu cahaya metahari yang sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya.
3.    Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan yang demikian banyak terdapat macam dan ragamnya itu mempunyai daun yang berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran, maupun warnanya adalah tidak mudah untuk menemukan dua jenis tumbuh-tumbuhan yang pada helaian daunnya persis sama bentuk dan warnanya. Oleh sebab itu, walaupun tidak besar nilainya, terutama dalam hal yang meragukan, sering orang membandingkan pada bentuk helaian daun untuk memperoleh kepastian mengenai jenis tumbuhan yang dihadapi untuk dikenal. Karena helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan menarik perhatian, maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helainnya, yang disebut pula sebagai sifat daunnya.
4.    Ujung Daun (Apex Folii)
Ujung daun dapat pula memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Menurut Tjitrosoepomo (2005), bentuk-bentuk ujung daun yang sering dijumpai adalah sebagai berikut:
a.    Runcing (Acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 900).
b.    Meruncing (Acuminatus), seperti pada ujung yang meruncing, tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing.
c.    Tumpul (Obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 900), sering kita jumpai pada daun bangun daun bulat telur terbalik atau bangun sudip.
d.   Membulat (Rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun erupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang bulat atau jorong, atau pada daun bangun ginjal.
e.    Rompang (Truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata.
f.     Terbelah (Retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukkan, kadang-kadang amat jelas.
g.    Berduri (Mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang eruncing keras, merupakan suatu duri.
5.    Pangkal Daun (Basis Folii)
Apa yang telah diuraikan mengenai ujung daun pada umunya dapat pula diberlakukan untuk pangkal daun. Selain dari itu ada pula kalanya, bahwa kedua tepi daun di kanan kiri pangkal dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain. Menurut Tjitrosoepomo (2005), pangkal daun dibedakan dalam:
1.    Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu tulang atau ujung tangkai daun. Dalam keadaan demikian pangkal daun dapat:
a.    Runcing (Acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah ketupat, dan lain-lainnya.
b.    Meruncing (Acuminatus), biasanya pada daun bangun bulattelur sungsang atau daun bangun sudip
c.    Tumpul (Obtusus), pada daun-daun bangun daun bulat telur, jorong
d.   Membulat (Rotundatus) pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur.
e.    Rompang atau rata (Truncatus), pada daun-daun bangun segitiga, delta, dan tombak
f.     Berlekuk (Emarginatus), pada daun-daun bangun jantung, ginjal, dan anak panah.
2.    Yang tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Perteuan tepi daun pada dangkal terjadi pada suatu sisi yang sama terhadap batang sesuai dengan letak daun pada batang tadi, seperti yang dapat kita lihat pada daun-daun bangun perisai.
b.      Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau berhadapan dengan letak daunya. Dala hal ini tampaknya seperti pangkal daun tertembus oleh batangnya (perfoliatus).
6.    Daging daun (Intervenium)
Yang digunakan daging daun (Intervenium) ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Bagian inilah yang merupakan dapur tumbuhan yang sesungguhnya. Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-tumbuhan tadi. Warna hijau pada daun sebenarnya adalah warna yang terkandung dalam bagian ini, juga kalau daun mempunyai warna lian, misalnya merah, berbintik-bintik kuning, dan lain-lain.

D.      Contoh-Contoh Daun
Beberapa ahli berpendapat bahwa terdapat contoh-contoh pada daun yang dapat digunakan pada praktikum ini untuk mengetahui morfolagi dan bagian-bagian daun, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Jagung (Zea mays L.)
Jagung termasuk tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam penanamannya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering, sawah, dan pasang surut. Produktivitas jagung dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tempat tumbuh atau tanah, air, dan iklim. Agar tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik dalam menghasilkan tongkol dan biji yang banyak, diperlukan tempat penanaman dan iklim sesuai syarat tumbuh tanaman jagung. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung termasuk tanaman berakar serabut, batang yang tidak bercabang berbentuk bulat yang mempunyai ruas-ruas dan buku ruas. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang.Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Bunga pada jagung termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki petal dan sepal. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda (Suryaningsih dkk, 2012).
2.    Bambu (Bambusa sp).
Bambu termasuk dalam anak suku Bambusoideae dan suku Poaceae. Suku Poaceae dikenal juga dengan nama Graminae atau suku rumput-rumputan. Bambu mudah sekali untuk dibedakan dengan tumbuhan lainnya, karena tumbuhnya merumpun. Ciri lainnya adalah batang bulat, berlubang di tengah dan beruas-ruas, percabangan kompleks, setiap daun bertangkai, dan bunganya terdiri atas sekam, sekam kelopak dan sekam mahkota serta 3-6 buah benang sari. Morfologi bambu dapat dilihat pada karakteristik pada adalah akar rimpang yang terdapat dibawah tanah dan membentuk sistem percabangan. Batang berupa buluh yang terdiri atas ruas dan buku-buku. Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri dari daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh, dan ligula. Percabangan umumnya terdapat pada nodus. Helaian daun bambu merupakan daun yang mempunyai urat daun yang sejajar. Helaian daun yang dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun. Pelepah daun dilengkapi oleh kuping pelepah dan ligula (Yani, 2012)
3.      Daun Bawang (Allium fistulosum L.).
Tanaman bawang daun (Allium fistulosum L.) yang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia, pada tanaman yang dikenal dengan nama ‘loncang’ ataupun ‘muncang’ ini biasa digunakan masyarakat sebagai bahan untuk memasak karena memberikan aroma yang harum dan rasa yang enak. Bawang daun potensial dan layak dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis. Selain teknik budidaya yang optimal, cara meningkatkan produktivitas tanaman ini adalah melalui program pemuliaan tanaman. Pada daun memiliki warna daun hijaun keputihan. Daun yang lebih hijau diduga dapat memiliki kandungan klorofil yang lebih tinggi. Pada daun yang memiliki klorofil yang lebih tinggi diharapkan lebih efisien dalam melakukan proses fotosintesis (Asri dkk, 2015).


 

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Tempat
Praktikum Morfologi Tumbuhan tentang Daun (Folium) dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 November 2015, pukul 10.30 – 12.10 WIB di Laboratorium Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam (UIN) Raden Fatah Palembang

B.       Alat dan Bahan
1.    Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pensil warna, mistar, buku gambar dan sebagainya.
2.    Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daun bambu (Bambusa sp), daun jagung (Zea mays L.), dan daun kelapa (Cocos nucifera L.), cemara kipas (Cosuarina equisatifolia), daun talas pelangi (Colocasia esculenta), daun bawang (Allium fistulosum L.), daun tomat (Solanum lycopersicum), daun mawar (Rosa sp.), dan daun eforbia (Euphorbia milli).

C.      Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah diamati daun bambu (Bambusa sp), jagung (Zea mays L.), cemara kipas (Cosuarina equisatifolia), daun bawang (Allium fistulosum L.), daun kelapa (Cocos nucifera L.), talas pelangi (Colocasia esculenta), daun tomat (Solanum lycopersicum), daun mawar (Rosa sp), dan eforbia (Euphorbia milli). Dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis pada daun tersebut. Digambar daun tersebut dan ditunjukkan bagian vagina, petiolus, dan lamina.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
Tabel 1. Pengamatan Daun
No.
Nama Daun dan Gambar
Keterangan
Deskripsi
1.
Tomat
(Solanum lycopersicum)
1. Lamina
2. Costa
3. Nervus Lateralis
4. Petiolus
1.     Jenis Daun: Tidak sempurna atau (daun bertangkai dan daun mepunyai halaian).
2.     Bangun Daun: Jorong
3.     Pangkal Daun: Membulat
4.     Ujung Daun: Meruncing
5.     Daging Daun: Tipis seperti kertas
6.     Pertulangan Daun: Menyirip
7.     Warna Daun: Hijau
8.     Permukaan Daun: Berbulu
9.     Tepi Daun: Bertoreh
2.
Mawar
(Rosa sp.)
1.     Lamina
2.     Costa
3.     Nervus Lateralis
4.     Petiolus
1.     Jenis Daun: Tidak sempurna (daun Bertangkai)
2.     Bangun Daun: Jorong
3.     Pangkal Daun: Mambulat
4.     Ujung Daun: Meruncing
5.     Daging Daun: Tipis seperti kertas
6.     Pertulangan Daun: Menyirip
7.     Warna Daun: Hijau
8.     Permukaan Daun: Licin
9.     Tepi Daun: Bertoreh
3.
Eforbia
(Euphorbia milli)
1.     Lamina
2.     Costa
3.     Nervus Lateralis
4.     Petiolus
1.     Jenis Daun: tidak sempurna (Daun bertangkai)
2.     Bangun Daun: Memanjang
3.     Pangkal Daun: Runcing
4.     Ujung Daun: Tumpul
5.     Daging Daun: Berdaging
6.     Pertulangan Daun: Menyirip
7.     Warna Daun: Hijau
8.     Permukaan Daun: Berkerut
9.     Tepi Daun: Rata
4.
Bawang
(Allium fistulosum L)
1.     Lamina
2.     Costa
3.     Vagina
1.     Jenis Daun: Tidak sempurna (Daun berupih)
2.     Bangun Daun: Bangun pita
3.     Pangkal Daun: Rata
4.     Ujung Daun: Runcing
5.     Daging Daun: Tipis seperti lunak
6.     Pertulangan Daun: Sejajar atau lurus
7.     Warna Daun: Putih kehijauan
8.     Permukaan Daun: Licin
9.      Tepi Daun: Rata
5.
Talas Pelangi
(Colocasia esculenta)
1.     Lamina
2.     Costa
3.     Nervus Lateralis
4.     Petiolus
5.     Vagina

1.      Jenis Daun: Sempurna (Helai, Tangkai, Upih)
2.     Bangun Daun: Perisai
3.     Pangkal Daun: Terbelah
4.     Ujung Daun: Meruncing
5.     Daging Daun: Tipis seperti kertas
6.     Pertulangan Daun: Melengkung
7.     Warna Daun: Hijau, Merah muda
8.     Permukaan Daun: Licin
9.     Tepi Daun: Rata
6.
Cemara Kipas
(Cosuarina equisatifolia)

1.     Jenis Daun:Tidak Sempurna (Daun bertangkai)
2.     Bangun Daun: Bangun jarum
3.     Pangkal Daun: Tidak diketahui
4.     Ujung Daun: Tidak diketahui
5.     Daging Daun: Berdaging
6.     Pertulangan Daun: Menjari
7.     Warna Daun: Hijau
8.     Permukaan Daun: Bersisik
9.     Tepi Daun: Bertoreh
7.
Kelapa
(Cocos nucifera L)
1.     Lamina
2.     Costa
3.     Petiolus
4.     Vagina
1.     Jenis Daun: Daun Sempurna (Helai, Tangkai, Upih.
2.     Bangun Daun: Bangun pita
3.     Pangkal Daun: Rata
4.     Ujung Daun: Runcing
5.     Daging Daun: Kaku
6.     Pertulangan Daun: Sejajar
7.     Warna Daun: Hijau
8.     Permukaan Daun: Licin
9.     Tepi Daun: Rata
8.
Bambu
(Bambusa sp)
1.    Lamina
2.    Costa
3.    Petiolus
4.    Vagina
1.     Jenis Daun: Sempurna (Helai, Tangkai, Upih)
2.     Bangun Daun: Memanjang
3.     Pangkal Daun: Meruncing
4.     Ujung Daun: Meruncing
5.     Daging Daun: Tipis seperti kertas
6.     Pertulangan Daun: Sejajar
7.     Warna Daun: Hijau
8.     Permukaan Daun: Berbulu
9.     Tepi Daun: Rata
9.
Jagung
(Zea mays L.)
1.     Lamina
2.     Costa
3.     Petiolus
4.     Vagina
1.      Jenis Daun: Sempurna (Helai, Tangkai, Upih)
2.     Bangun Daun: Memanjang
3.     Pangkal Daun: Runcing
4.     Ujung Daun: Runcing
5.     Daging Daun: Tipis seperti kertas
6.     Pertulangan Daun: Sejajar
7.     Warna Daun: Hijau
8.     Permukaan Daun: Berbulu
9.     Tepi Daun: Rata

B.       Pembahasan
Pada praktikum ini dapat mengamati morfologi pada daun dengan berbagai macam contoh diantaranya adalah daun bambu (Bambusa sp), jagung (Zea mays L.), cemara kipas (Cosuarina equisatifolia), daun bawang (Allium fistulosum L), daun kelapa (Cocos nucifera L), talas pelangi (Colocasia esculenta), daun tomat (Solanum lycopersicum), daun mawar (Rosa sp.), dan eforbia (Euphorbia milli).
Daun tomat (Solanum lycopersicum) merupakan jenis daun tidak sempuran atau disebut juga dengan daun bertangkai atau helai, bangun daun pada daun tomat adalah jorong (Ovalus), pangkalnya membulat (Rotundatus), pada ujung daunnya meruncing, yang mempunyai daging daunnya yang tipis seperti kertas, pertulangan daunnya menyirip, warna daunnya adalah hijau, pada permukaan daunnya berbulu dan pada tepi daunnya adalah bertoreh.
Daun mawar (Rosa sp.) merupakan jenis daun tidak sempurna atau disebut juga dengan daun bertangkai, yang mempunyai bangun daun jorong (Ovalus), pada pangkal daunnya membulat (Rotundatus), ujung daunnya meruncing, yang mempunyai daging daun tipis seperti kertas, pertulangan daunnya menyirip, warna daunnya adalah hijau, pada permukaan daunnya licin, dan tepi daunnya bertoreh.
Daun eforbia (Euphorbia milli) merupakan dalam jenis daun yang tidak sempurna atau disebut juga dengan daun bertangkai, yang mempunyai bangun daun memenjang (Oblongus), pada pangkal daunnya runcing, ujung daunnya tumpul, pada daging daunnya berdaging, pada pertulangan daunnya menyirip, warna daunnya adalah hijau, pada permukaan daunnya berkerut, dan tepi daunnya rata.
Daun bawang (Allium fistulosum L) merupakan suatu jenis daun tidak sempurna atau disebut dengan daun berupih, pada bangun daunnya disebut dengan bangun pita, pangkal daunnya rata (Truncatus), ujung daunnya runcing, paga daging daunnya tipis seperti lunak, pertulangan daunnya sejajar atau lurus, warna pada daunnya adalah putih kehijaun, permukaan daunnya licin, dan tepi pada daunnya adalah rata. Menurut Tjitrosoepomo (2005), daun yang hanya memiliki helaian (Lamina), tergolong dalam daun yang tidak lengkap, kerena pada daun tersebut tidak memiliki  pelepah (Vagina) dan tangkai (Petiolus).
Daun talas pelangi (Colocasia esculenta) merupakkan suatu jenis daun sempurna atau disebut dengan daun yang meiliki helai, tangkai, dan upih. Bangun daunnya seperti perisai, pada pangkal daunnya terbelah, ujung daunnya meruncing, pada daging daunnya tipis seperti kertas, pertulangan daunnya melengkung, warna pada daunnya adalah hijau dan merah muda, permukaan daunnya licin, dan tepi daunnya rata.
Cemara kipas (Cosuarina equisatifolia) merupakan jenis daun tidak sempurna atau disebut dengan daun bertangkai, pada bangun daunnya seperti bangun jarum, pada pangkal daun dan ujung daunnya tidak diketahui, daging daunnya berdaging, pertulangan daunnya menjari, warna pada daunnya adalah hijau, permukaan daunnya bersisisk, dan tepi daunnya bertoreh.
Daun kelapa (Cocos nucifera L) merupakan jenis daun sempurna atau disebut juga dengan daun yang memiliki helaian, tangkai, dan upih. Pada bangun daunnya seperti bangun pita, pangkal daunnya rata, ujung daunnya runcing, pada daging daunnya kaku, pertulangan daunnya sejajar, warna pada daunnya adalah hijau, permukaan daunnya licin, dan tepi pada daunnya rata.
Daun bambu (Bambusa sp) merupakan jenis daun sempurna atau disebut juga daun yang meiliki helaian, tangkai, dan upih. Pada bengun daunnya adalah memanjang, pangkal daunnya meruncing, ujung daunnya meruncing,  pertulangan daunnya sejajar, pada daging daunnya tipis seperti kertas, warna pada daunnya adalah hijau, permukaan daunnya berbulu, dan tepi daunnya rata.
Daun jagung (Zea mays L.) merupakan jenis daun sempurna atau disebut juga dengan daun yang mempunyai helaian, tangkai, dan upih. Pada bangun daunnya adalah memanjang, pangkal daunnya runcing, pertulangan daunnya sejajar atau lurus, pada daging daunnya tipis seperti kertas, warna pada daunnya adalah hijau, permukaan daunnya berbulu dan tepi daunnya rata.
Menurut Tjitrosoepomo (2005), pada daun yang lengkap atau sempurna memiliki tiga bagian diantaranya adalah memiliki helaian (Lamina), pelepah (Vagina), dan tangkai (Petiolus). Pada praktikum ini daun yang tergolong dalam daun lengkap atau sempurna adalah daun bambu (Bambusa sp), daun jagung (Zea mays L.), dan daun kelapa (Cocos nucifera L.).
Menurut Tjitrosoepomo (2005), pada daun yang tidak lengkap memiliki dua bagian diantaranya adalah hanya memiliki tangkai (Petiolus) dan helaian (Lamina), tergolong dalam daun tidak lengkap dikarenakan tidak memiliki pelepah (Vagina). Pada praktikum ini daun yang tergolong dalam daun tidak lengkap atau tidak sempurna adalah cemara kipas (Cosuarina equisatifolia), daun talas pelangi (Colacausla esoulanta), daun bawang (Allium fistulosum L), daun tomat (Salanum lycopersicum), daun mawar (Rosa sp.), dan daun eforbia (Euphorbia milli).




 
BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum kita dapat menyimpulkan bahwa kita dapat mengetahui bagian-bagian daun. Setiap daun dari semua macam tanaman memilki karakteristik atau morfologi masing-masing. Karakteristik itu meliputi bentuk daun, tepi daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun, bentuk pertulangan daun, dan lain sebagainya. Daun terbagi menjadi dua, yaitu daun sempurna dan daun tidak sempurna. Pada praktikum ini yang termasuk daun sempurna adalah daun bambu (Bambusa sp), daun jagung (Zea mays L.), dan daun kelapa (Cocos nucifera L). Sedangkan daun tidak lengkap pada praktikum ini adalah cemara kipas (Cosuarina equisatifolia), daun talas pelangi (Colacausla esoulanta), daun bawang (Allium fistulosum L), daun tomat (Salanum lycopersicum), daun mawar (Rosa sp.), dan daun eforbia (Euphorbia milli).

 


 
DAFTAR PUSTAKA


Asri, Anisa Wulan, Endang Sulistyaningsih2, dan Rudi Hari Murti. 2015. Karakter Morfologi dan Sitologi Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) Hasil Induksi Kolkisina pada Generasi Vegetatif Kedua. Vegetalika Vol.4 No.1 : 37 – 45. Diakses pada tanggal 20 November 2015 pukul 19.35 WIB

Fhan, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius

Suryaningsih, Martin Joni, A.A Ketut Darmadi. 2012. Inventarisasi Gulma Pada Tanaman jagung (Zea mays L.) Di Lahan Sawah Kelurahan Padang Galak. Denpasar Timur, Kodya Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal Simbiosis I (1) : 1-8 ISSN : 2337-7224. Diakses pada tanggal 20 November 2015 pukul 20.31 WIB

Sutarmi. 1983. Botani Umum 1. Jakarta: Gramedia

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Yani, Ariefa Primair. 2012. Keanekaragaman dan Populasi Bambu Di Desa Talang Pauh Bengkulu Tengah. Jurnal Exacta, Vol. X No. 1ISSN 1412-3617. Diakses pada tanggak 20 November 2015 pukul 20.45 WIB



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Praktikum Sterilisasi dan Pembuatan Media

LAPORAN PRAKTIKUM II STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA Oleh: NAMA     : Nurul Mursidah NIM          : 1422212 5 DOS...